Jumat, 04 Mei 2012

peranan fitoplakton

BAB I
  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Plankton tidak saja sangat penting bagi kehidupan hewan ikan, langsung atau tidak langsung akan tetapi penting pula bagi segala macam hewan yang hidup dalam dalam air. Tanpa plankton, teristimewa fitoplankton sebagai primairy producer  tidak mungkin ada penghidupan hewan dalam laut, dari permukaan sampai kedasarnya planktonologi merupakan basic pengetahuan dalam biologi - perikanan, limnologi, dan marine – biologi.
            Plankton sebagai organisme yang sangat kecil memiliki ukuran 0,45 mm yang tak nampak oleh mata telanjang dan tersebar luas diperairan tawar dan laut. Plankton ini terdiri dari plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati (fitoplankton). Dalam struktur piramida makanan, fitoplankton sangatlah penting karena menempati posisi sebagai produksi primer.
            Kedudukan fitoplankton sebagai produksi primer dengan kandungan nutrisi yang tinggi terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak serta asam lemak telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain dalam bidang perikanan, farmasi dan makanan suplemen. Organisme ini diisolasi kemudian dibudidayakan secara intensif untuk mendapatkan monospesis dengan kepadatan.




1.2  Tujuan dan kegunaan

            Makalah studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui peranan fitoplankton dalam kehidupan hewan dalam air terutama ikan. Kegunaan makalah studi pustaka ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan menambah pengetahuan dasar tentang peranan fitoplankton yang kaya akan nutrisi dan bermanfaat untuk keberlangsungan hidup hewan dalam dalam air khususnya ikan.


           




BAB II

 FITOPLANKTON


2.1 Definisi Fitoplankton

Dalam dunia perikanan yang disebut plankton, ialah jasad-jasad renik yang melayang dalam air tidak bergerak atau bergerak sedikit pun dan selalu mengikuti arus.

   Fitoplankton menurut Davis (1951) adalah mikroorganisme  nabati yang hidup melayang-layang di dalam air, relatif tidak mempunyai daya gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu berfotosintesis. Organisme planktonik ini biasanya ditangkap menggunakan jaring, berdasarkan ukuran mata jaring maka fitoplankton digolongkan berdasarkan ukuran yaitu: megaplankton ialah plankton lebih besar dari 0,2 mm ; yang berukuran 0,2 mm – 2,0 mm digolongkan  makroplankton ; mikroplankton ialah plankton yang berukuran 20 mm – 0,2 mm. Sedangkan plankton yang tidak dapat ditangap dengan jaring tetapi dengan filter milipor adalah nanoplankton ialah plankton sangat kecil yang berukuran 2 mm – 20 mm dan ultraplankton yaitu fitoplankton yang berukuran lebih kecil dari 2 mm.  
2.2 Sifat- sifat umum fitoplankton
Plankton yang sejati seperti holo plankton sebagian besar merupakan jasad-jasad renik yang besarnya 0,1 sampai 1,5 mm. Plankton yang terkecil ialah Cocolith, hidup dilaut dan jika mati mengendap karena dindingnya terdiri dari kapur dan merupakan lapisan tebal pada dasar laut. Mikro plankton yang paling besar ialah Volvox hidup di air tawar dan dapat dilihat tanpa alat pembesar. Plankton dapat bergerak sedikit dengan silia atau flagel, tetapi tidak mempunyai daya menentang arus sifat plankton yang khas ialah dapat melayang karena dapat aktif mengatur berat jenis badannya agar sama dengan berat jenis dari media hidupnya. Fitoplankton hanya dapat hidup dimana ada sinar matahari agar dapat melakukan fotosintesis dan mempunyai warna yang sebagian besar hijau karena adanya chlorofil.
2.3 Penyebaran Fitoplankton Laut
 Fitoplankton biasanya berkumpul di zona eufotik yaitu zona dengan intesitas cahaya masih memungkinkan terjadinya proses fotosintesis (Arinardi dkk., 1997). Pada suatu perairan sering dijumpai kandungan fitoplankton yang sangat melimpah akan tetapi pada tempat yang lain sangat sedikit. Keadaan ini disebabkan oleh bermacam-macam faktor antara lain angin, arus, nutrien, variasi kadar garam, kedalaman perairan, aktivitas pemangsaan serta adanya percampuran massa air (Davis, 1955).   
















BAB III
PERANAN FITOPLANKTON
BAGI KEHIDUPAN HEWAN DALAM AIR

3.1 Fitoplankton Sebagai Primairy Producer  

            Producer berarti “ membuat “ dan dalam hal ini membuat organic matter dari anorganic matter (garam-garam dalam perairan), melalui fotosintesis. Fitoplankton memang dapat hidup sendiri artinya bisa hidup hanya dengan sinar matahari dan garam-garam yang dibutuhkan,  dan bila garam-garam ini cukup banyak maka fitoplankton berkembang biak cepat dan merupakan makanan bagi konsumen laut.

             Fitoplankton di  seluruh dunia sebagai primairy producer, dapat menyediakan konsetrasi sehingga banyak zoo plankton sebagai primairy consumer-consumer lain seperti ikan, udang-udangan dan sebagainya.

3.2  Peranan Detritus Di Laut

       Istilah Detritus pertama-tama diartikan dengan fitoplankton yang mati, mengendap, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan untuk fauna. Kemudian detritus artinya lebih luas ialah jasad-jasad renik tidak diketahui darimana asalnya, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan untuk hewan-hewan.

            Didanau. Dikolam, rawa dan sawah-sawah detritus ini ambil peranan yang sangat penting. Fitoplankton yang tidak langsung dimakan oleh fauna mengendap menjadi detritus dan dimakan oleh benthos fauna, seperti protozoa mollusca cacing dan sebagainya sedangkan detritus yang tidak dimakan membusuk menjadi mineral dan kembali digunakan oleh fitoplankton sebagai makanan.

3.3  Taksonomi dan Morfologi Fitoplankton Laut

Pada perairan laut terdapat tiga belas kelas (Tabel 1), diatom dan dinoflagellata   merupakan golongan besar dan tersebar luas di laut, baik perairan pantai maupun lautan.
Tabel 1. Klasifikasi fitoplankton laut (Parson et al, 1984)
Taksonomi (kelas)
Nama umum
Area yang dominan
Cyanophyceae
Alga biru hijau
Tropik, cosmopolitan
Rhodophyceae
Alga merah
Jarang, Pantai
Bacillariophyceae
Diatom
Seluruh perairan laut, khususnya pantai
Cryptophyceae
Cryptomonad
Cosmopolitan, khususnya pantai
Dinophyceae
Dinoflagellata
Seluruh perairan laut, khususnya daerah tropis
Chrysophyceae
Crysomonad Silicoflgellata
Jarang, pantai, Kadang-kadang melimpah
Haptophyceae
Coccolithopor Prymnesiomonad
Lautan (coccolit) Pantai (prymnesio)
Raphidiophyceae
Chloromonad
Jarang, tetapi kadang-kadang melimpah, payau
Xanthophyceae
Alga kuning hijau
Jarang
Eustigmatophyceae
-
Jarang
Euglenophyceae
Euglenoid
Pantai
Prasinophyceae
Prasionomonad
Seluruh perairan laut
Chlorophyceae
Alga hijau Volvocales
Jarang , pantai
Gambar 1.  Morfologi Fitoplankton

Gambar 2. Parameter Pertumbuhan Fitoplankton


   Parameter pertumbuhan Fitoplakton dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu :
1.  Suhu
Suhu optimal kultur fitoplankton secara umum antara 20-24 °C. hampir semua fitoplankton toleran terhadap suhu antara 16-36 °C. Suhu di bawah 16 °C dapat menyebabkan kecepatan pertumbuhan turun, sedangkan suhu di atas 36 °C dapat menyebabkan kematian pada jenis tertentu (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
2.   Cahaya
Cahaya merupakan sumber energy dalam proses fotosintetis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon organic. Kebutuhan akan cahaya bervariasi tergantung kedalaman kultur dan kepadatannya. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fotoinbihisi dan pemanasan. Intensitas cahaya 1000 lux cocok untuk kultur dalam Erlenmeyer, sedangkan intensitas 5000-10000 lux untuk volume yang lebih besar (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
3.      Nutrien
Nutrient dibagi menjadi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Nitrat dan fosfat tergolong makronutrien yang merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun air tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti ammonia, nitrit dan senyawa organic dapat digunakan apabila kekurangan nitrat (Cotteau, 1996; Taw, 1990).


4.      pH
Variasi pH dapat mempengaruhi metabolism dan pertumbuhan fitoplankton dalam beberapa hal, antara lain mengubah keseimbangan dari karbon organic, mengubah ketersediaan nutrient, dan dapat mempengaruhi fisiologis sel (Dorling er. Al., 1997). Kisaran pH untuk kultur alga biasanya antara 7-9, kisaran optimum untuk alga laut antara 7.5-8.5 sedangkan untuk Tetraselmis chuii optimal pada 7-8 (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
5.      Salinitas
Hampir semua jenis fitoplankton yang berasal dari air laut dapt tumbuh optimal pada salinitas sedikit di bawah habitat asalnya. Tetraselmis chuii memiliki kisaran salinitas yang cukup lebar, yaitu 15-36 ppt sedangkan salinitas optimal untuk pertumbuhannya adalah 27-30 ppt (Cottea
6.      Karbondioksida
Karbondioksida diperlukan fitoplankton untuk membantu proses fotosintesis. Karbondioksida dengan kadar 1-2 % biasanya sudah cukup untuk kultur fitoplankton dengan intensitas cahaya yang rendah. Kadar karbondioksida yang berlebih dapat menyebabkan ph kurang dari batas optimum (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
3.4. Fitoplankton Yang Tidak Menguntungkan Bagi Ikan
1.    Red-Tide
Tidak semua primairy producere menguntungkan bagi penghidupan ikan, misalnya bila timbul red- tide. Red-tide ialah kejadian dimana permukaan laut agak berwarna merah karena adanya blooming dari genera Gymnodinium brevis,G. Sanguineua dan Gonyaulax cantenella semuanya termasuk phyllum Pyrrophyta. Pada waktu adanya red-tide ini, banyak ikan mati karena memakan fitoplankton tersebut yang beracun dimana air laut mengandung agak banyak nitrat dan fosphat.
2.    Masalah Noctiluca
Juga blooming dari genus noctiluca ini, yang merupakan salah satu genera dari holo zoid type dari phyllum pyrrophta (Dinoflagellata), merupakan concurent dari ikan. Noctiluca yang sudah menjadi zoo flagellata makan diatomae, suatu primairy producer yang terpenting maka dimana terdapat blooming noctiluca banyaknya ikan menjadi kurang karena diatomaenya habis dimakan noctiluca. Bila ada blooming noctiluca berarti perairan pada waktu itu subur tetapi dihindari oleh ikan-ikan karena diatomae habis dimakan oleh “ weed “ ini.
3.    Masalah Microcytus airuginosa Kg, Botryococcus braumi Kutz, dan Euglena spp
Diperairan air tawar ada pula suatu jenis alga biru Microcystus airuginosa ( ordo chroccales, Phylullum Cyanophyta ) yang membahayakan penghidupan ikan dan ternak, apabila terjadi blooming dari jenis ini, bersamaan dengan adanya proses pembusukan. Sehingga terjadi banyak kematian ikan-ikan pada pagi hari sebelum terbit matahari dan juga keracunan oleh bahan-bahan yang terurai dari jenis yang membusuk.
Botryococcus braumi Kutz juga dapat meracuni ikan sampai mati karena spesis ini diliputi lendir yang tebal dan tidak tercerna oleh ikan dan masih hidup pula jika keluar dari anus. Jenis Euglena yang tedapat pada permukaan air dan mewarnai air kolam, merah hijau dan kuning bila terdapat banyak pada permukaan air dapat merugikan pula kehidupan ikan dikolam-kolam. Jika ada angin yang selama beberapa hari meniup kesuatu arah euglena ini bisa bertumpuk pada suatu pinggiran kolam, membusuk dan mengakibatkan O2 berkurang pada pagi hari dan dapat mematikan ikan. Blooming Euglena spp. Hanya terdapat di perairan yang mengandung banyak organik-matter, dan beberapa macam amino acid. Tetapi akhirnya pembusukan Euglena spp yang mengendap didasar dapat menyuburkan dan menjadi makanan buat ikan.















BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

           Fitoplankton yang terpenting yaitu diatomae suatu klass dari chrysophta yang dimakan langsung oleh banyak jenis ikan yang berharga ekonomis. Adanya konsentrasi banyak fitoplankton diseluruh laut dengan sendirinya terjadi banyak zoo-plankton, sebagai primairy-consumer lain seperti ikan, udang-udangan dan sebagainya.
Dilaut misalnya primairy producer hanya ada pada lapisan atas yang tebalnya 100-150 meter saja yang juga diberi nama “ trophogen layer  artinya lapisan yang membuat makanan. Yang dalamnya rata-rata 6000-7000 meter hanya ada penghidupan fauna dari zoo plankton, protozoa sampai udang-udangan dan vertebrata. Dan dalam keadaan gelap gulita primairy food dari semua fauna ini hanya terdiri dari detritus, zoo plankton yang merajai dunia gelap gulita ini ialah foraminifera dan radiolaria ( Rhizopoda ) yang hidup di tengah-tengah hujan detritus dengan kakinya dari protoplasma yang dikeluarkan dari dinding sel dapat mengambil detritus dan memasukan dalam sel untuk dicernakan. Sebaliknya zoo plankton ini merupakan makanan dari segala macam hewan dari nekton yang berupa ubur-ubur, udang, mollusca sampai ikan. Semua fauna yang hidup dalam gelap gulita sampai dengan yang ada di dasar semua bergantung pada fitoplankton yang dapat menghimpun energi matahari.






4.2 Saran

            Mengingat begitu besarnya peranan fitoplankton bagi kehidupan hewan dalam air, maka kita sebagai konsumen terbesar dari hasil perikanan sebaiknya menjaga dan melindungi perairan baik laut maupun daratan dari pencemaran limbah rumah tangga serta limbah industri besar.
























DAFTAR PUSTAKA

Sachlan., M., 1972. Planktonology. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian,   Jakarta.

Nybakken., J.W., 1982. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. Muh. Eidman. PT. Gramedia, Jakarta.

Davis., C.C., 1951. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press, USA.

http: // fizar 24. Blogspot.com/2010/05/ peranan fitoplankton-dalam-ekosistem.html


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar