BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plankton tidak saja sangat
penting bagi kehidupan hewan ikan, langsung atau tidak langsung akan tetapi penting
pula bagi segala macam hewan yang hidup dalam dalam air. Tanpa plankton,
teristimewa fitoplankton sebagai primairy
producer tidak mungkin ada
penghidupan hewan dalam laut, dari permukaan sampai kedasarnya planktonologi
merupakan basic pengetahuan dalam
biologi - perikanan, limnologi, dan marine
– biologi.
Plankton sebagai organisme yang sangat kecil memiliki ukuran 0,45 mm yang tak nampak oleh mata
telanjang dan tersebar luas diperairan tawar dan laut. Plankton ini terdiri dari plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati
(fitoplankton). Dalam struktur piramida
makanan, fitoplankton sangatlah penting karena menempati posisi sebagai
produksi primer.
Kedudukan fitoplankton sebagai produksi primer dengan kandungan nutrisi yang
tinggi terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak serta asam lemak telah
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain dalam bidang perikanan,
farmasi dan makanan suplemen. Organisme ini diisolasi kemudian dibudidayakan
secara intensif untuk mendapatkan monospesis dengan kepadatan.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Makalah studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui peranan fitoplankton dalam kehidupan hewan dalam air terutama ikan. Kegunaan makalah studi pustaka ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan menambah pengetahuan dasar tentang peranan fitoplankton yang kaya akan nutrisi dan bermanfaat untuk keberlangsungan hidup hewan dalam dalam air khususnya ikan.
BAB II
FITOPLANKTON
2.1 Definisi Fitoplankton
Dalam dunia perikanan yang disebut plankton, ialah jasad-jasad renik yang melayang dalam air tidak bergerak atau bergerak sedikit pun dan selalu mengikuti arus.
Fitoplankton menurut Davis (1951) adalah mikroorganisme
nabati yang hidup melayang-layang di dalam air, relatif tidak mempunyai daya
gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu
berfotosintesis. Organisme planktonik ini biasanya ditangkap menggunakan
jaring, berdasarkan ukuran mata jaring maka fitoplankton digolongkan
berdasarkan ukuran yaitu: megaplankton ialah plankton lebih besar dari
0,2 mm ; yang berukuran 0,2 mm – 2,0 mm digolongkan makroplankton
; mikroplankton ialah plankton yang berukuran 20 mm – 0,2 mm. Sedangkan
plankton yang tidak dapat ditangap dengan jaring tetapi dengan filter milipor
adalah nanoplankton ialah plankton sangat kecil yang berukuran 2 mm – 20
mm dan ultraplankton yaitu fitoplankton
yang berukuran lebih kecil dari 2 mm.
2.2 Sifat- sifat umum fitoplankton
Plankton yang sejati seperti holo plankton sebagian besar merupakan
jasad-jasad renik yang besarnya 0,1 sampai 1,5 mm. Plankton yang terkecil ialah
Cocolith, hidup dilaut dan jika mati
mengendap karena dindingnya terdiri dari kapur dan merupakan lapisan tebal pada
dasar laut. Mikro plankton yang paling besar ialah Volvox hidup di air tawar dan dapat dilihat tanpa alat pembesar.
Plankton dapat bergerak sedikit dengan silia atau flagel, tetapi tidak
mempunyai daya menentang arus sifat plankton yang khas ialah dapat melayang
karena dapat aktif mengatur berat jenis badannya agar sama dengan berat jenis
dari media hidupnya. Fitoplankton hanya dapat hidup dimana ada sinar matahari
agar dapat melakukan fotosintesis dan mempunyai warna yang sebagian besar hijau
karena adanya chlorofil.
2.3 Penyebaran
Fitoplankton Laut
Fitoplankton biasanya berkumpul
di zona eufotik yaitu zona dengan intesitas cahaya masih
memungkinkan terjadinya proses fotosintesis (Arinardi dkk., 1997). Pada suatu perairan sering dijumpai kandungan
fitoplankton yang sangat melimpah akan tetapi pada tempat yang lain sangat
sedikit. Keadaan ini disebabkan oleh bermacam-macam faktor antara lain angin,
arus, nutrien, variasi kadar garam, kedalaman perairan, aktivitas pemangsaan
serta adanya percampuran massa air (Davis,
1955).
BAB III
PERANAN FITOPLANKTON
BAGI KEHIDUPAN HEWAN DALAM AIR
3.1 Fitoplankton Sebagai Primairy Producer
Producer berarti “ membuat “ dan
dalam hal ini membuat organic matter dari
anorganic matter (garam-garam dalam
perairan), melalui fotosintesis. Fitoplankton memang dapat hidup sendiri
artinya bisa hidup hanya dengan sinar matahari dan garam-garam yang
dibutuhkan, dan bila garam-garam ini
cukup banyak maka fitoplankton berkembang biak cepat dan merupakan makanan bagi
konsumen laut.
Fitoplankton di seluruh dunia sebagai primairy producer, dapat menyediakan konsetrasi sehingga banyak zoo
plankton sebagai primairy
consumer-consumer lain seperti ikan, udang-udangan dan sebagainya.
3.2 Peranan Detritus Di Laut
Istilah Detritus pertama-tama diartikan dengan
fitoplankton yang mati, mengendap, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan
untuk fauna. Kemudian detritus artinya lebih luas ialah jasad-jasad renik tidak
diketahui darimana asalnya, tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan untuk
hewan-hewan.
Didanau.
Dikolam, rawa dan sawah-sawah detritus ini ambil peranan yang sangat penting.
Fitoplankton yang tidak langsung dimakan oleh fauna mengendap menjadi detritus
dan dimakan oleh benthos fauna, seperti protozoa mollusca cacing dan sebagainya
sedangkan detritus yang tidak dimakan membusuk menjadi mineral dan kembali
digunakan oleh fitoplankton sebagai makanan.
3.3 Taksonomi dan Morfologi Fitoplankton Laut
Pada perairan
laut terdapat tiga belas kelas (Tabel 1), diatom dan dinoflagellata merupakan golongan besar dan tersebar luas di laut, baik
perairan pantai
maupun lautan.
Tabel
1. Klasifikasi fitoplankton laut (Parson
et al, 1984)
Taksonomi (kelas)
|
Nama umum
|
Area
yang dominan
|
Cyanophyceae
|
Alga
biru hijau
|
Tropik,
cosmopolitan
|
Rhodophyceae
|
Alga
merah
|
Jarang, Pantai
|
Bacillariophyceae
|
Diatom
|
Seluruh perairan laut,
khususnya pantai
|
Cryptophyceae
|
Cryptomonad
|
Cosmopolitan,
khususnya pantai
|
Dinophyceae
|
Dinoflagellata
|
Seluruh perairan laut,
khususnya daerah tropis
|
Chrysophyceae
|
Crysomonad
Silicoflgellata
|
Jarang, pantai, Kadang-kadang melimpah
|
Haptophyceae
|
Coccolithopor Prymnesiomonad
|
Lautan (coccolit) Pantai
(prymnesio)
|
Raphidiophyceae
|
Chloromonad
|
Jarang, tetapi
kadang-kadang melimpah, payau
|
Xanthophyceae
|
Alga kuning hijau
|
Jarang
|
Eustigmatophyceae
|
-
|
Jarang
|
Euglenophyceae
|
Euglenoid
|
Pantai
|
Prasinophyceae
|
Prasionomonad
|
Seluruh perairan laut
|
Chlorophyceae
|
Alga
hijau Volvocales
|
Jarang , pantai
|
Gambar 1. Morfologi Fitoplankton
Gambar 2.
Parameter Pertumbuhan
Fitoplankton
Parameter
pertumbuhan Fitoplakton dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu :
1.
Suhu
Suhu optimal kultur fitoplankton
secara umum antara 20-24 °C. hampir semua fitoplankton toleran terhadap suhu
antara 16-36 °C. Suhu di bawah 16 °C dapat menyebabkan kecepatan pertumbuhan
turun, sedangkan suhu di atas 36 °C dapat menyebabkan kematian pada jenis
tertentu (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
2.
Cahaya
Cahaya merupakan sumber energy dalam
proses fotosintetis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon organic.
Kebutuhan akan cahaya bervariasi tergantung kedalaman kultur dan kepadatannya.
Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fotoinbihisi dan
pemanasan. Intensitas cahaya 1000 lux cocok untuk kultur dalam Erlenmeyer, sedangkan
intensitas 5000-10000 lux untuk volume yang lebih besar (Cotteau, 1996; Taw,
1990).
3.
Nutrien
Nutrient dibagi menjadi menjadi
makronutrien dan mikronutrien. Nitrat dan fosfat tergolong makronutrien yang
merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah
sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun air
tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti ammonia, nitrit dan senyawa
organic dapat digunakan apabila kekurangan nitrat (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
4.
pH
Variasi pH dapat mempengaruhi
metabolism dan pertumbuhan fitoplankton dalam beberapa hal, antara lain
mengubah keseimbangan dari karbon organic, mengubah ketersediaan nutrient, dan
dapat mempengaruhi fisiologis sel (Dorling er. Al., 1997). Kisaran pH untuk
kultur alga biasanya antara 7-9, kisaran optimum untuk alga laut antara 7.5-8.5
sedangkan untuk Tetraselmis chuii optimal pada 7-8 (Cotteau, 1996; Taw,
1990).
5.
Salinitas
Hampir semua jenis fitoplankton yang
berasal dari air laut dapt tumbuh optimal pada salinitas sedikit di bawah
habitat asalnya. Tetraselmis chuii memiliki kisaran salinitas yang cukup
lebar, yaitu 15-36 ppt sedangkan salinitas optimal untuk pertumbuhannya adalah
27-30 ppt (Cottea
6.
Karbondioksida
Karbondioksida diperlukan fitoplankton
untuk membantu proses fotosintesis. Karbondioksida dengan kadar 1-2 % biasanya
sudah cukup untuk kultur fitoplankton dengan intensitas cahaya yang rendah.
Kadar karbondioksida yang berlebih dapat menyebabkan ph kurang dari batas
optimum (Cotteau, 1996; Taw, 1990).
3.4.
Fitoplankton Yang Tidak Menguntungkan Bagi Ikan
1.
Red-Tide
Tidak
semua primairy producere menguntungkan bagi penghidupan ikan, misalnya bila
timbul red- tide. Red-tide ialah kejadian dimana permukaan laut agak berwarna
merah karena adanya blooming dari genera Gymnodinium
brevis,G. Sanguineua dan Gonyaulax
cantenella semuanya termasuk phyllum Pyrrophyta. Pada waktu adanya
red-tide ini, banyak ikan mati karena memakan fitoplankton tersebut yang
beracun dimana air laut mengandung agak banyak nitrat dan fosphat.
2. Masalah Noctiluca
Juga
blooming dari genus noctiluca ini,
yang merupakan salah satu genera dari holo zoid type dari phyllum pyrrophta (Dinoflagellata),
merupakan concurent dari ikan. Noctiluca
yang sudah menjadi zoo flagellata makan diatomae,
suatu primairy producer yang
terpenting maka dimana terdapat blooming noctiluca
banyaknya ikan menjadi kurang karena diatomaenya
habis dimakan noctiluca. Bila ada
blooming noctiluca berarti perairan
pada waktu itu subur tetapi dihindari oleh ikan-ikan karena diatomae habis
dimakan oleh “ weed “ ini.
3.
Masalah Microcytus airuginosa Kg, Botryococcus braumi
Kutz, dan Euglena spp
Diperairan
air tawar ada pula suatu jenis alga biru Microcystus
airuginosa ( ordo chroccales,
Phylullum Cyanophyta ) yang membahayakan penghidupan ikan dan ternak,
apabila terjadi blooming dari jenis ini, bersamaan dengan adanya proses
pembusukan. Sehingga terjadi banyak kematian ikan-ikan pada pagi hari sebelum
terbit matahari dan juga keracunan oleh bahan-bahan yang terurai dari jenis
yang membusuk.
Botryococcus braumi Kutz juga dapat meracuni ikan
sampai mati karena spesis ini diliputi lendir yang tebal dan tidak tercerna
oleh ikan dan masih hidup pula jika keluar dari anus. Jenis Euglena yang
tedapat pada permukaan air dan mewarnai air kolam, merah hijau dan kuning bila
terdapat banyak pada permukaan air dapat merugikan pula kehidupan ikan dikolam-kolam.
Jika ada angin yang selama beberapa hari meniup kesuatu arah euglena ini bisa
bertumpuk pada suatu pinggiran kolam, membusuk dan mengakibatkan O2
berkurang pada pagi hari dan dapat mematikan ikan. Blooming Euglena spp. Hanya
terdapat di perairan yang mengandung banyak organik-matter, dan beberapa macam
amino acid. Tetapi akhirnya pembusukan Euglena spp yang mengendap didasar dapat
menyuburkan dan menjadi makanan buat ikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fitoplankton yang terpenting yaitu diatomae suatu klass dari chrysophta yang dimakan langsung oleh
banyak jenis ikan yang berharga ekonomis. Adanya konsentrasi banyak
fitoplankton diseluruh laut dengan sendirinya terjadi banyak zoo-plankton,
sebagai primairy-consumer lain
seperti ikan, udang-udangan dan sebagainya.
Dilaut misalnya primairy producer hanya ada pada lapisan atas yang tebalnya 100-150
meter saja yang juga diberi nama “ trophogen
layer “ artinya lapisan yang membuat
makanan. Yang dalamnya rata-rata 6000-7000 meter hanya ada penghidupan fauna
dari zoo plankton, protozoa sampai udang-udangan dan vertebrata. Dan dalam
keadaan gelap gulita primairy food
dari semua fauna ini hanya terdiri dari detritus, zoo plankton yang merajai
dunia gelap gulita ini ialah foraminifera
dan radiolaria ( Rhizopoda ) yang hidup di tengah-tengah
hujan detritus dengan kakinya dari protoplasma yang dikeluarkan dari dinding
sel dapat mengambil detritus dan memasukan dalam sel untuk dicernakan.
Sebaliknya zoo plankton ini merupakan makanan dari segala macam hewan dari
nekton yang berupa ubur-ubur, udang, mollusca sampai ikan. Semua fauna yang
hidup dalam gelap gulita sampai dengan yang ada di dasar semua bergantung pada
fitoplankton yang dapat menghimpun energi matahari.
4.2 Saran
Mengingat
begitu besarnya peranan fitoplankton bagi kehidupan hewan dalam air, maka kita
sebagai konsumen terbesar dari hasil perikanan sebaiknya menjaga dan melindungi
perairan baik laut maupun daratan dari pencemaran limbah rumah
tangga serta limbah industri besar.
DAFTAR
PUSTAKA
Sachlan., M., 1972. Planktonology.
Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian, Jakarta.
Nybakken., J.W., 1982. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa
H. Muh. Eidman. PT. Gramedia, Jakarta.
Davis., C.C., 1951. The Marine and Freshwater
Plankton. Michigan State University Press, USA.
http: // fizar
24. Blogspot.com/2010/05/ peranan fitoplankton-dalam-ekosistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar